Monday, January 15, 2007

First time Life in Site (Mangkajang-Berau)



Sangatta lagi basah diguyur hujan. Brrrrrr...sebelum ngadongeng, mangga atuh ditampi sepotong gateau africain ala saya (keinget neng pengen gateau ini) dan secangkir capucino. doh...doh...nikmatnya, lupa sama diet!!!





Banyak tempat yang bisa dipilih, untuk hidup, survive, dan tentunya yang sesuai dengan harapan kita. Sama juga dengan pilihan saya dan abi ketika memutuskan site sangatta untuk tempat tinggal, membesarkan anak-anak, dll, dlsb.

Bagi saya pribadi ini juga bukan pertama kalinya saya harus tinggal disite. Tahun 1997, selesai kuliah dan permasalahan dengan 'cinta salah tempat'...wakakakkk, saya langsung melanglang buana menembus hutan, yang waktu itu perempuannya bisa dihitung dengan jari. Takut? Gentar? Itu bukan yang saya alami, justru malah orang tua saya yang merasakannya. Anak sulungnya yang tercinta mesti jauh-jauh kehutan cuma demi satu pekerjaan ...ck...ck...ck. Tapi bagi saya, inilah pengalaman yang ga pernah saya lupa. Pertama kali tinggal dihutan malah banyak membawa berkah dan pengalaman yang terbaik pada diri saya. Dan yang terpenting saya bisa lebih toleransi dengan orang-orang disekeliling saya.

Kegiatan disite, tentu aja jauh berbeda jika tinggal dikota atau dekat dengan peradaban. Seperti langit dan bumi saking jauhnya. Siang berganti malam, malam berganti siang, seperti bukan 24 jam tapi setengahnya :P. Kebanyakan hal seperti ini yang membuat bosan. Bayangkan aja. Setelah senin sampai dengan jumat berkutat dengan banyak kerjaan, terus sabtu minggu mau kemana lagi? Selain … kekantor lagi!!! Tapi disinilah bagi saya letak seninya. Sabtu minggu saya justru senang menghabiskan waktu kongkow-kongkow bareng teman asrama. Yah walaupun sekedar ngobrol sambil makan kue coklat dan secangkir milo, atau rame-rame membersihkan kamar, atau jogging pagi harinya melewati tower-tower, bleaching section, water treatment, pulp kilm section, sampai area cafeteria yang dipenuhi dominannya kaum adam semua. Ga ada kan selama ini, orang lari pagi ngelewatin pabrik yang mengepulkan uap yang katanya seperti bau dollar?. Dan itu cuma saya temukan disitenya Berau, Mangkajang.

Kalu malam? Ya gitu deh…lagi-lagi, mau kemana? Sama aja kegiatannya seperti siang hari. Yah ngerumpi, makan lagi, ngemil lagi, atau tahsin rame-rame. Semakin malam? Baru deh kerasanya disini nih, saya kadang menerawang ngeliat keluar jendela kamar, bukan pemandangan menyejukkan mata, tapi justru kepulan asap dari pabrik, atau bunyi-2an khas pabrik. Saya malah ngerasa di ‘buang’ tuh pada malam hari. Jauh amat yak, demi mewujudkan idealisme saya untuk hidup mandiri. Mesti masuk site yang banyak menuntut diri untuk lebih sabar, disiplin dan survive. ‘Sabarnya’ juga harus nular ke orang-orang rumah yang tinggal dikota, karena telpon kadang hanya bisa seminggu sekali, bahkan dua minggu sekali. Bukan apa-apa, tempatnya itu loh jauh. Telinga saya harus belajar kebal juga kalu ibu ngomel-ngomel :” Ko, baru nelpon sekarang sih Neng, ga tau apa ibu tuh kepikiran terus sama kamu, kangen lagi!!!”…”Yaaa ibu, maaf atuh, untuk nelpon ini ajah saya harus pake gaya preman site minta dianter sama supir bus, klu jalan kaki jauh sekali, bisa-bisa kaki saya melebihi talas bogor yeuh!!” so maklum ajah. Transportasi? Kalu cuti dan harus back to city sangat remote alias jalan satu-satunya adalah naik spead boat jam 5 pagi, dan pesawat berangkat kadang sampe jam 12 siang. Kendaraan ke kantor, ya mesti nunggu bis karyawan, bercampur baur dengan pekerja pabrik. Alamakkk!!!!

Dua tahun saya lewati kehidupan disite, yang sampai sekarang tetap bikin kangen saya. Dua tahun saya bergulat dengan seabreg kerjaan kantor, nguplek, ngebanting database, yang refreshingnya dengan hanya bersih-bersih kamar, melamun sambil dengerin David Foster atau Crowded House. Seorang lelaki penyelamat saya mengulurkan tangannya untuk membawa saya keluar site. Bukan karena dia, saya dituntut keluar dari site dan pekerjaan saya. Tapi lebih kepada komitmen saya sendiri. Saya ga mungkin tinggal disite lagi. Pekerjaan menantang ada dihadapan saat itu. Menjadi istri dan Ummi dari jundi-jundi saya nantinya.

0 a little note: