Saturday, January 13, 2007

Cinta salah tempat

“Aku ragu ada dan tiadaku.
Namun cinta mengagumkan: Aku ada!”
-Muhammad Iqbal-

Sepenggal kalimat diatas saya sadur dari buku yang akhir-akhir ini saya baca. Buku-buku karya Habiburrahman El Shirazy, atau kang Abik, penulis the fenomenal book “Ayat-Ayat Cinta”. Salah satu novel mininya yang berjudul Pudarnya Pesona Cleopatra, bisa membuat saya terhanyut dan menangis. Uraian cerita dan kata-kata kang Abik dalam menggambarkan masing-masing karakter dari tokoh-2nya sangat lugas dan berkesan bagi saya pribadi. Recommended bagi penggila buku tentang psikologi islam.

Kembali menerawang ke masa lalu, masa-masa dimana saya berjuang dan berkutat dengan setumpuk tugas kuliah dan pratikum didalam ruangan perdebet dan perkreditan. Ada satu cerita yang kalu saya ingat bisa membuat saya tersenyum geli. Kenapa bisa terjadi pada saya? Secara tidak langsung menjadi orang ketiga dalam sebuah hubungan, yang benar-benar saya tidak ketahui (baca: saking lugunya).

Memasuki tingkat akhir, kami (para mahasiswa) sedikit lega karena salah satu dosen kami yang juga kepala jurusan, profilenya sangat baik, ramah, dan tampang pelawak. Ini jelas bisa memberi semangat kepada orang-orang stres ditingkat akhir. Saking ramah dan baiknya, saya juga teman-2 biasa becanda, ngobrol bahkan olok-2an sama dosen satu ini (sebatas wajar). Cara beliau mengajar juga sangat santai seolah tidak mau membebani para mahasisiwa yang sudah ditumpuk dengan materi skripsi.

Sampe suatu hari, saya ngerasa si dosen terlalu baik dan selalu ada waktu buat saya. Bahkan belio memberi saya Doli (dosen wali) yaitu orang yang saya sangat kenal. Istrinya sendiri. Semakin sering berkonsultasi, semakin sering saya nongkrong dirumahnya untuk bertemu dengan istrinya bahkan sekalian diskusi dengan beliau. Malaikat memang ada! Karena skripsi saya termasuk yang njelimet, beberapa kali harus ganti judul, dan beberapa kali harus mandeg dalam penulisan karena saya selalu tiba-2 have no idea mo nulis apa. Atau bahkan belio mau dan selalu open ketika saya minta tolong untuk mengoreksi skripsi saya, juga jauh-2 datang kerumah saya lengkap dengan teknisi untuk memperbaiki komputer saya yang selalu ngadat. Pokoknya, belio banyak mendukung saya.

Dari perjalanan awal tingkat akhir hingga wisuda, belio dipuji-puji oleh para mahasiswa. Dalam hati, saya bangga juga, karena saya termasuk orang yang banyak dibantu oleh belio. Tapi…perasaan bangga berubah aneh ketika tiba waktu belio harus berangkat ke Australia untuk pelatihan, hanya saya yang belio telpon. Ketika mau berangkat, transit di Bali, hingga sampe di Aussie. Tambah aneh, ketika saya ceritakan dengan teman-teman, mereka semua pada ngakak dan bilang “Lugu sekali dirimu Nengggg” Apanya yang lugu?

Ternyata oh ternyata…. Oh tidakkk!!! Sang dosen naksir berat dan berniat memperistri saya ketika selesai pelatihan. Masya Allah! Ga salah pakkk!!!

Sebuah mimpi buruk sekali. Saya selama ini begitu bangga akan kebaikan blio, ternyata tetap ada udang dibalik rempeyek yang blio sodorkan ke saya. Mau ditaruh dimana muka saya, ketika berpapasan dengan istri dan ketiga anaknya yang masih kecil. Ditambah cerita yang dibawa oleh sahabat saya yang selesai kuliah di Aussie, bahwa poto saya segede dinding ada dikamar yang pernah ditempati oleh dosen saya itu selama di Aussie. Ditambahkan cerita induk semangnya yang orang jepang, ketika itu dia bilang kesahabat saya itu “Have u seen that picture in …’s room? She'll be a younger wife of him. How dare!!” laaaa…darimana datangnya alkisah madam…. Ternyata selama ini, sang dosen cerita bahwa saya (yang ada dipoto dikamar dia) adalah calon istri mudanya. Wakkksssss…..saya merinding ngeri dan….*pingsan*

Sejak itu, saya ga pernah ketemu atau berusaha bertemu dengan blio yang mengalami puber keduanya terhadap saya. Saya masih ‘gelo’ jika harus berhadapan dengan blio sambil memori jaman dulu menari-nari didalam pikiran saya.

Susah mendapatkan orang yang tulus mendampingi dan menolong kita. Tapi tetap ga dipungkiri, saya juga banyak bertemu dengan orang-orang yang setia dan mampu memberikan perhatian tanpa embel-embel apa pun. Dan cinta itu memang karunia yang indah yang Allah anugerahkan pada kita, makhlukNYA. Cinta juga bisa merubah segalanya bisa berubah. Tapi, cinta juga bisa salah diperlakukan oleh kita, sebagai penerima anugerah cinta.

Dalam hal ini, merujuk karya Muhammad Iqbal: Namun cinta mengagumkan:Aku ada!”….Dan...Aku ada antara dia dan dia…(iseng saya nambahin)

3 a little note:

Nia said...

Mbak Rien, dosennya rada-rada juga ya... Dulu pas Nia skripsi, dosen pembimbing juga jth cintrong tp ama temen Nia (bedanya si dosen msh single, profesor pula tp dah berusia 60an) jdnya ditolak ama temen Nia =)

Rey said...

Kok bisa ya mbak, tu dosen begitu amat? iihhh seyemmm...

Btw aku penggemar kang Abik juga, tp blm pernah liat tu buku pudarnya pesona cleopatra. Beli dmn, mbak?

Salam kenal...! :)

Luky Ekowati said...

Wah Rien...bener-bener ya tu dosen, aku ikut kesel deh. Kalo suatu saat ketemu lagi ama tu bapak gimana atuh?? Pake jurus kabur ajah....he..he.he