Sunday, April 01, 2007

Pada perayaan Maulid...

Proyek akhirat! Ya begitulah. Insya Allah.

Selama pindah, kegiatan saya justru membludak. Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW baru aja selesai di SDIT tempat Aa sekolah. Saya yang (lagi-lagi) mendapat tugas di bagian kepanitiaan dokumentasi, harus bertempur dengan peralatan perang dari jumat malam sampai sabtu pagi hingga selesai siang. Dan…ternyata, kerja orang lapangan itu sangat dan sangat menguras tenaga ya? Wah, bagaimana kalau saya bener-bener seorang fotografer merangkap cameragirl? Hayahhh…ya seperti sabtu pagi itu. Dengan bawa-bawa tas handycam, tripod sampe camera digital, setia saya giring sana-sini, mencari lokasi dan anggel pas dimana hasilnya bisa bagus, baik untuk warna dan cahayanya. Lebih-lebih, karena saya orangnya rada ga PeDe, jadilah dengan didahului beberapa menit menghimpun keyakinan dan kepasrahan, akhirnya saya dengan tampang dibuat sangat biasa, melenggang ke tengah arena, yang sudah dikelilingi puluhan mata, menenteng tripod, pasang sana sini dan… okey, its my duty!

Dari perjalanan tugas ini, paling berat adalah menghindari tatapan orang-orang disekelilingi saya yang mayoritas adalah penduduk asli Sangatta. Mereka mungkin heran, darimana SDIT bisa menghire cameragirl sekaligus fotografer perempuan? Ditambah anak-anak yang belum melek media ini. waduh…mereka loncat-loncat didepan handycam saya, sambil cengangas-cengingis, senyam-senyum, dan bilang “Halo tante! Ada aku ga?”. Saya dengan mencoba tetap ramah, sebenarnya sangat antusias dengan kelakuan mereka. Maksudnya antusias mau jelasin, ini loh yang disebutfungsinya… Tapi kan tugas terhampar didepan, jadilah tripod selalu diamankan jika ada yang iseng coba tengak-tengok.

Dari yang berkesan dari acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini adalah ketika tausiyah yang diberikan ustadz Muchlisin. Beliau mengingatkan kita bahwa kelahiran Kekasih Allah ini adalah hal yang patut dan harus kita teladani. Bagaimana beliau berprilaku, pemikiran dan ilmu, hidup sederhana dan sangat santun serta berkepribadian mulia yang tercermin pada diri belaiu. Tapi bagaimana orang tua pada abad sekarang bertindak untuk anak-anaknya, dengan gamblang beliau memaparkan bagaimana banyak orang tua yang sangat ketakutan dan resah ketika mendapati anak-anak mereka tidak pandai baca tulis, tidak pandai matematika, atau tidak pandai bahasa inggris. Dan kenyataan berbanding terbalik ketika mereka menemui anak-anak mereka tidak pandai mengaji, sholat, atau tidak mengerti cara berwudhu sama sekali. Berbanding terbaliknya adalah mereka menanggapi ketidak pandaian anak dalam hal akhlak dan agama, bukanlah hal yang mampu meresahkan mereka. Padahal setiap Maulid Nabi Muhammad SAW, seharusnya orang tua banyak merenung, apakah anak-anak sudah banyak mendapatkan pengetahuan agama, akhlak dan akhirat seperti yang sesuai dan harus kita bawa ketika menghadap SANG PEMILIK nanti? Dan hal yang paling penting, adalah memberikan sikap tauladan bagi putra-putri kita. Memberikan contoh yang baik lebih sangat ampuh daripada memberikan bertrilyun-trilyun wejangan tanpa ada tindakan yang mengacu pada wejangan tersebut.

Setuju ibu-ibu dan bapak-bapak??? SETUJUUUUU…. (Koor serempak)

Nelangsa ya. Duniawi masih bisa membuat rabun kita bahkan sampai kedasar otak kecil kita. Hingga tidak bisa meresap tujuan akhir hidup kita yang sebenarnya.

Jadi seperti apa yang saya dengarkan dan simpulkan. Jangan pernah takut ketika anak kita tidak bisa memeluk banyak gunung-gunung yang bermanfaat bagi kehidupannya didunia, tapi usahakanlah anak-anak kita bisa dan mampu memeluk satu gunung yang menjulang tinggi sekali, sarat ilmu dan bisa dipertanggung-jawabkan diakhirat kelak. Amin. Insya Allah.

By the way, acara ini juga disandingkan dengan Bakti Sosial (BakSos) dan bazar. Moment yang sangat mengejutkan saya, ketika tausiyah dan doa masih berlangsung, ibu-ibu yang sedari tadi ngebet banget pengen belanja (mumpung murah pisan) dengan tampang tanpa dosa, mulai menyeruak kebagian bazar dan stand BakSos. Lho, katanya mau ngasi contoh yang bisa diteladani untuk putar-putrinya bu? Kok ya malah ngasi contoh yang tidak layak tayang?

Euhhh…gemes deh ngeliatnya!

7 a little note:

Anonymous said...

Yah namanya juga Ibu² ga bisa liat barang murah... tapi yah masih dapet pahala kok (InsyaAllah), kan belanjanya sambil dengerin tauziah dan buat baksos, hehehe.
Btw kita tunggu loh hasil dari cameri (camerawati) kita.

salam bun`e Salma
http://www.salmasanidya.blogspot.com

Nita Fernando said...

Hihihi, lutju baca cerita yg ttg Ibu2 kebelet belanja ... emang susyeh ya teh ... baru aja diceramahi, kok ya masuk telinga kiri keluar telinga kanan :D

Pelajaran bagus niy di pagi hari, membuka mata dan hati saya untuk lebih tau bagaimana yg terbaik yg harus saya ajarkan untuk anak2 saya ... makasih ya teh .... :)

Ryuta Ando said...

Ibu-ibu banget deh..nggak bisa liat barang murah..klo saya gitu juga kali ya..*gomen ne* abis baca tulisan ini jadi instropeksi diri nih.

Anonymous said...

Waduh..aku baru tau kalo Rien hobi fotografi. Itu motoin anak-anak pasti seru banget dong ya, posenya macem-macem..he.he.he. Kalo ada gambar-gambar yang seru diposting ya bu..
Meskipun capek tapi seru ya Rien, mudah mudahan menjadi ladang amal ya. Amin

Anonymous said...

emmm... pada multitasking kali, tangan memilih, kuping mendengar :D

pyuriko said...

Rame jg yaa acara disana... ada bazar dan bakti sosialnya segala,... terlebih lg ceramah dari Ustadnya...

Trus,... yg lucunya itu lho.. pas anak2 kecil itu lompat2 minta di rekam di handycam Bunda,.. kebayang deh gmn mereka itu... :D

Rey said...

wakakakkk kocak bener sih ibu2 itu, padahal baru diomongin ya mbak, eeehh malah begitu, hehehehe