Monday, April 23, 2007

Perempuan...riwayatmu kini...

Banyak perkataan atau kalimat yang pada intinya saya ga ngerti sama sekali. Seperti : ‘Kita harus memperjuangkan kesetaraan antara pria dan wanita, jangan mau dianggap remeh oleh kaum pria, kita harus bisa seimbang dalam kehidupan’. Tapi, kalau dibalik lagi, kita lontarkan kalimat yang lebih kepada pertanyaan : ’kesetaraan yang seperti apa? Seimbang dalam kehidupan yang seperti apa?’ Pasti pada bingung. Wah asal koar deh!

Seperti yang pernah saya tahu, RA. Kartini begitu dikungkung dengan segala yang ada pada sangkar emasnya, Kemudian dia perih melihat penderitaan kaumnya –yang pada waktu itu- sangatlah jauh di bawah standard. Hingga beliau dengan gigih memperjuangkannya. Dengan gigih membangun sekolah untuk para wanita, dan terus mengobarkan semangat agar wanita bisa mendapat hak-haknya sesuai pada porsinya.

Mundur lagi pada ribuan tahun sebelum Masehi. Saya terkenang dengan Fathimah ra. Putri terkasih dari seorang yang terkasih Rasulullah SAW. Beliau adalah sosok yang sangat bersahaja, penuh pengabdian dan berotak cemerlang. Kepatuhan dan ketaatannya pada Rasulullah SAW serta kecintaannya pada keluarga mungkin belum bisa disandingkan dengan wanita manapun pada jaman sekarang. Membanting tulang dengan bekerja keras, hingga suatu ketika ia mengeluh akan kecapaian yang amat sangat. Satu masa, ia melihat ayahnya mempunyai tawanan yang bisa dia bawa pulang untuk menemaninya (khadimat) dalam menjalankan tugasnya dirumah, lalu meminta dengan penuh kasih. Rasulullah SAW menolak. Sedikit kecewa, fathimah pulang, yang kemudian disusul oleh ayahnya. Penuh kasih diutarakan maksud dari Rasulullah SAW menolak permintaannya adalah demi kebaikannya. Dan Fathimah pun cepat menyadari serta lebih bisa memandang dengan arif

Atau kita bisa meneladani kiprah Siti Khadijah, istri dari Rasulullah. Beliau adalah seorang saudagar perempuan pada masanya yang amat kaya. Berilmu dan mempunyai banyak hubungan parallel dengan berbagai pihak yang tentu saja dapat memberi keuntungan pada bisnis beliau. Padahal pada masa itu, perempuan lebih teraniaya dengan segala bentuk jahiliyah. Perempuan dianggap hanya seperti barang mainan dan cuma layak sebagai pajangan. Kenapa beliau bisa survive?

Kesetaraan dan keseimbangan seperti apa yang sebenarnya harus kita perjuangkan?
Ilmu dan kesempatan untuk mendapatkannya. Dengan ilmu semua yang ada bisa diubah ke arah yang lebih maslahat. Dengan ilmu, wanita bisa mempunyai andil dalam segala hal untuk menyeimbangkan kehidupan.

Ketika wanita tidak berilmu, bisakah ia mengatur keuangan rumah tangga sebaik-baiknya? Atau bisakah ia mengajarkan pada anak-anaknya segala hal kebaikan? Jelas saja semua haruslah ada ilmunya. Apa harus didapatkan pada bangku sekolah? Lalu bagaimana ibu-ibu kita yang duluuuu bisa sangat sabar dan tekun mengajari kita –anak-anaknya- dalam pelajaran sekolah, bisa mengatur kehidupan rumah tangga sebaik mungkin, padahal pendidikannya hanya sebatas Sekolah Dasar, ga lulus lagi (misalnya loh). Itu karena lebih kepada karena mereka punya ilmu yang mereka gali dari diri mereka sendiri, tidak mesti duduk manis dibangku sekolah.

Kembali ke pada sekarang, yang sebenarnya pasti akan membuat ibu RA Kartini menangis, terlebih Siti Khadijah, Fathimah ra, Aisyah ra dan wanita-wanita pejuang yang mulia. Bisa dengan mudah kita temui para perempuan, gadis, wanita yang dengan bangganya mengenakan atribut yang berbau western atau yang ga layak untuk diperjuangkan. Pakaian tank top, pakaian yang terus aja kekurangan bahan, menor sana menor sini, cekakak sana cekikik sini, dan yang lebih parah mereka mau aja dijadikan mainan yang pantas (atau terpaksa dipatut-patutkan) untuk dipajang. Jika demikian adanya, wanita selamanya tidak akan bisa maju jika hanya memandang segala sesuatunya dari luar. Tidak akan bisa tercapai kebahagiaan hakiki.

Miris ya?

Seperti apa sih yang ingin diperjuangkan para pendahulu kita?
Wanita lebih mempunyai martabat yang tinggi. Bisa memegang teguh prinsip dan hanya taat dan patuh pada ajaran SANG PEMILIK, pribadi yang bersahaja, bisa membaca situasi yang bisa saja akan jomplang pada bumi yang dipijaknya, atau lebih kepada mawas diri agar hal-hal yang ‘jahiliyah’ tidak akan terulang lebih ‘jahiliyah’ pada masa sekarang.

Siap berjuang?

11 a little note:

Nita Fernando said...

Insya Allah siap teh!

Miris memang ... melihat kaum kita dng bangga-nya memamerkan bagian tubuh yg seharusnya ditutupi dan miris nya lagi ... laki2 di sekeliling nya merasa senang? huhuuhuhu ....

Mudah2an kita dijadikan Wanita Sholehah yg selalu ada di jalan islam ... amien :)

Toko Fiara said...

keknya emang lebih jahiliyah sekarang daripada dulu.. serem bener deh..

salma said...

Ilmu itu didapat bukan cuma dr sekolah, dr pengalaman dan perjalanan hidup kita sudah dpt ilmu.
Pahlawan yg sebenernya ya Ibu kita.

Ryuta Ando said...

Tiap kesini selalu aja ada pencerahan..thank u ante Rien..

Nia said...

Yg jelas senantiasa berjuang utk menjadi lebih baik biar dgn mencontoh perempuan-perempuan spt Siti Khadijag, Fathimah ra, dll :)

Anonymous said...

Setuju sekali dengan Nia, mudah-mudahan kita termasuk wanita-wanita yang bisa meneladani kiprah Fathimah ra & Siti Khadijah, serta menjauhi dan dijaga dari hal-hal yang jahiliyah.

wku said...

apakah saya sendiri yang bukan perempuan yang ikut komen? hehe... setuju deh mbak...

angin-berbisik said...

Siap ga siap ya harus SIAP, untuk memperbaiki kualitas hidup dan keimanan mbak...semua memang harus dimulai dr diri kita sendiri

NiLA Obsidian said...

wanita itu harus sehat lahir bathin.....memperdalam ilmu untuk selalu menjadi lebih dewasa dan bijaksana dalam menyikapi segala sesuatu.......

mendekatkan diri pada Nya.....
berdiri untuk selalu mendukung pasangan dan anak-anaknya.....

*halah...emang gampang jadi perempuan*

Amalia said...

Mudah2an kali ini komen ku sukses...:-)

Tulisannya inspiratif skaliii... Kalau bukan kita sendiri yang memulai menghargai diri sendiri dan menempatkan diri kita pada tempat yang sepatutnya, lalu siapa ??

Terima kasih sudah memberikan referensi contoh2 'Wonder Woman' yang bisa kita jadikan teladan...

Doakan daku bisa ngikuti teladan mereka mengikuti jejakmu ya Rien...

*YangBaruRegistrasiJadiFansBlognyaRien*

:-)

Rofiul Hadi said...

Iya tuh heran... pakaian2 yg sepantasnya dan cukupnya untuk anak umur 8 tahun.... sering dipake ama yg umur 17 thn or jauh lebih tua lagi... aneh yah? atau emg bahan2 untuk membuat pakain tsbt sangat mahal...?

Semoga para perempuan yg suka pake pakain kurang bahan tsbt segera sadar.. ayo para cowok2nya juga ikut mendukung.. :)