Friday, February 09, 2007

Listen to your child's heart

Suatu malam, sebuah pemandangan didepan mata saya, seorang ibu muda (masih sangat muda) menggendong bayinya yang saya perkirakan belum genap 3 bulan. Mereka memasuki ruang makan berAC dimana kami sekeluarga juga sedang berada disitu. Dibelakang ibu muda ini, berjalan seorang gadis belasan tahun yang menggendong tas (seperti baby sitter). Duduklah si ibu muda, namun tiba-tiba berdiri lagi dengan tergesa-gesa, menyerahkan bayi yang digendongnya kepada gadis belasan tahun itu. Sejurus kemudian, si ibu membuka tas, mengambil botol kosong, diisi air dari botol mineral, dimasukkan beberapa sendok susu, kemudian meratakannya dengan mengocok botol tersebut. Ditaruh dimeja makan, dan pergi keluar. Gadis belasan tahun menggendong bayi, dan memasukkan botol susu kemulut si bayi ketika si bayi mulai merengek.

Atau pemandangan lain, dalam sebuah ruang tunggu apotik, duduk disebelah saya, seorang ibu dengan balita digendong dan seorang bocah yang terus merengek minta uang jajan. Bocah itu sekitar 4-5 thn. Si ibu membentak bocah. Dan makin berang ketika bocah itu malah tambah merengek. Kali ini dengan menjambak ditambah ‘mengeplak’ kepala bocah dengan kata-kata yang tidak saya mengerti (dalam bahasa daerah). Balita yang digendong malah terkejut dan ikut merengek (lebih karena kurang enak badan). Si ibu malah memukul balita sambil bersungut-sungut “Cerewet kali, diam!!!ku pukul kau nanti!”.

Apa yang terlintas di kepala ketika mendapatkan dua pemandangan dari tempat yang berbeda ini? Pemandangan pertama, membuat saya miris hati. Untuk sekedar menuruti keinginannya keluar makan malam, tidak sabar menunggu bayinya jelang balita, si ibu muda membawa bayinya dalam keadaan udara malam yang dingin. Yang memeluk dan memberi kehangatan pun, baby sitter yang masih belasan tahun. What kind of a mother she is? Pemandangan kedua? Lebih-lebih lagi! Gemes banget saya! (sama tingkah laku si ibu ini). Padahal saya sudah pasang cengar cengir kuda biar si ibu tau kalu saya memerhatikan…Tapi, whadohh ko ya jitak kepala anaknya didepan saya. Apa ga malu ibu itu ya?

Jadi ingat tentang petuah-petuah mentor saya waktu IESQ, ustadz Pujianto. Beliau adalah seorang pemerhati anak-anak serta aspek psikologinya. Jika kita lebih teliti, ada beberapa pernyataan anak-anak yang tak terucap oleh mereka ketika kita melakukan suatu hal terhadap mereka. Pernyataan itu :
  • Ummi/Abi cintai aku sepenuh hati
  • Ummi/Abi, aku ingin menjadi diriku sendiri, maka hargailah aku dan keinginanku
  • Cobalah mengerti cara belajarku
  • Jangan marahi aku didepan orang banyak
  • Jangan bandingkan aku dengan kakak, adik atau anak tetangga
  • Jangan pilih kasih
  • Jangan anggap aku anak kecil
  • Biarkan aku mencoba walaupun salah hasilnya
  • Jangan membuat aku bingung
  • Jangan ungkit kesalahanku
  • Aku ladang pahala bagimu
  • Aku adalah poto copymu
  • Yakinlah Ummi/Abi, bahwa aku akan memperlakukanmu, mengurusmu, mengasihimu, seperti yang telah engkau lakukan padaku


So,…tataplah mata kecil itu…
Berbinar ketika dipuji…
Meredup ketika tertekan…

Mereka memeluk…
Mencium…
Membelai…
Karena mereka mendapatkannya…

11 a little note:

Anonymous said...

Hai Rien..Tidak semua orang diberi kesempatan being a good mom bagi anak-anaknya dan tidak semua anak beruntung for having a good mom. Bagaimana kalau dilihat dari kacamata anak-anak yang kurang beruntung tersebut, what should they do? Bagaimana kalau perlakuan orang tuanya tersebut menjadi dendam tersendiri bagi anak-anak itu dan membekas sampai mereka dewasa? Bukankah anak-anak dituntut menjadi anak yang harus mencintai dan berbakti kepada kedua orang tuanya terutama ibunya?........He..he.he...kebetulan banget Rien tulis artikel ini, pengen menimba ilmu dari sudut pandang Rien...Tks ya mom...You're really one of a good mother.

pyuriko said...

Mba Rien sensitif skali sama hal2 sprt ini yaaa :-).

Jadi banyak belajar dr sudut pandang mba Rien sebagai seorang Ibu,...

Ada yg mengatakan, bahwa sikap orang tua yg tdk pantas dilakukan, akan menimbulkan semacam rasa trauma terhadap anak, dan mereka tdk akan lagi mengidolakan orang tua mereka.

Anonymous said...

manusia itu beda-beda ya mbak.. ngga bisa kita maksain value kita kpd orang lain.

tp saya sependapat dg mbak.. jadi ortu memang harus punya kesabaran ekstra, hati yg extra besar, dan kemauan utk belajar menjadi ortu yang baik :)

smoga anak2 kita termasuk anak yg dilimpahi rejeki punya ortu yg baik, ya..

Anonymous said...

Baca tulisan ini jd langsung inget Rayna mbak. Setiap qipeluk en Nia blg i love u, pasti Rayna bales meluk sambil senyum en blg i love u too Mummy...

Sekecil apapun anak, dia pasti bisa merasakan kasih sayang org tuanya :)

Anonymous said...

Thanks buat sharing Rien. Apalagi baca isi petuah2 itu aku jd inget Noona..

Kemarin dia nangis krn aku hurts her feeling pdhl kata dia I love you.. Gara-gara sehari aku marahi dia beberapa kali. Kasihan deh, langsung aku peluk dan minta maaf sambil kasih tahu lagi kenapa aku marah (krn perlu juga kan yah buat si anak tahu knp dimarahi)..

Petuah2 itu mau aku inget terus insha Allah.

EnDah Rezeki said...

Alangkah indahnya jika semua Ibu berpikiran seperti Ibu Rien ini. Padahal hanya dengan merengek-menangis itulah si balita berkomunikasi, menyampaikan keinginannya. Tetapi gertakan yang didapat sibuah hati. Kasihan sekali. Sharingannya, merupakan pelajaran berarti Mba Rein .salam kenal juga dari N kebumen

Anonymous said...

setuju deh sama point2 di atas. tapi di sisi lain, kita jg harus ngingetin anak kalo dia salah. nah ini caranya beda2 di setiap tingkatan umur anak. asal jgn pake kata2 kasar, jgn pake fisik. pokoknya jgn nyakitin hati dan fisik anak deh :)

Lita Uditomo said...

bagus banget euy postingnya ;)
thanks for sharing ya..

Anonymous said...

Islam sangat memuliakan kaum perempuan oleh karena peran utamanya sebagai seorang ummun (ibu) dan rabbatul bayt (pengatur rumah tangga).

Oleh karena itu, wahai muslimah yang dicintai Allah, tapakilah peran itu sebagai wujud keta'atan kepada-Nya.

Nita Fernando said...

hwaaaa....postingan yg ini bener2 menyentuh hati :( .... makasih udah sharing ya teh ...

Jadi orang tua itu gag gampang ya teh? apalagi aku, kadang suka kemakan emosi ... dan klo dah emosi lupa deh ma pelajaran2 yg pernah nyangkut di otak :(

Makasih banged ma Allah, krn aku dah diberi kesempatan buat kenal ma Teh Rien, jadi bisa sharing and lebih banyak belajar .... Jangan bosen klo aku banyak tanya ya teh :) aku klo soal anak emang cerewett banged, pen tau segalanya :D

Ryuta Ando said...

Bener banget deh...jadi terharu nih ttg kata "Jangan ungkit kesalahanku". Postingan yang bagus banget nih Rien..thank u udah ngingetin kita nih sebagai orang tua..