Monday, October 08, 2007

Ibu, Rinduku di Akhir Ramadhan...


Seperti tersihir, kita sudah berada pada hari-hari menjelang berakhirnya ramadhan. Shaf-shaf didalam mesjid mulai kelihatan longgar, tidak sepenuh ketika awal ramadhan, kajian-kajian islam pun hanya dihadiri oleh segelintir orang. Seakan-akan banyak duri tajam yang tersebar sepanjang jalan kemesjid, sedangkan karpet merah nan lembut ketika dipijak membentang sepanjang arah pusat perbelanjaan. Miris!

Namun, ada satu suasana lain ketika memasuki masa-masa berakhirnya ramadhan dengan dijelangnya hari nan bersih, penuh kemenangan bagi mereka yang lulus dalam ramadhan, yaitu Idul Fitri. Suasana hati mulai merindu, padahal ramadhan belum berlalu, berat hati melepaskan dan begitu ingin direngkuh selamanya. Seperti halnya suasana rindu serta membayangkan segala keindahan pada waktu ketika masih kanak-kanak. Rindu pada satu sosok yang selalu setia menemani, memberikan sentuhan sayang, penuh kasih menuntun. Sosok yang selalu tidak bisa lepas dari segala bayangan keindahan mana pun, menyeruak membayangi pelupuk mata. Ibu. Ya, sosok seorang ibu.

Ketika kecil, saya masih mempunyai rekaman, betapa ibu bagaikan seorang yang tiada lelah. Mempersiapkan rumah, menyajikan segala hidangan, menyisihkan sedikit uangnya untuk membelikan pakaian layak pakai pada hari Idul Fitri. Tergopoh-gopoh melayani kerabat dekat maupun yang jauh, yang berdatangan pada hari itu. Dan senyum selalu mengembang disudut bibirnya, walaupun jelas kelelahan tampak diwajahnya. Indah, mengenang ibu seperti mengenang taman surga yang pernah kita miliki sewaktu kecil. Surga yang ia ciptakan memang penuh pesona. Ibu, tidak hanya berarti bagi kita pada masa kecil, tapi tetap agung, walaupun kita bukanlah lagi anak kecil.

Saya memang sedang membayangkan sosok ibu. Sosok yang sekarang jauh dari tempat keberadaan saya. Sosok yang semakin menua, semakin mengguratkan rasa letih. Saya dan ibu memang semakin dekat ketika masa-masa saya mulai melepaskan diri dari keluarga. Jauh dari ibu dimulai ketika saya mengambil pekerjaan ditempat yang jauh, menikah hingga mempunyai anak pun saya tetap jauh dari keberadaan ibu. Hingga jika lebaran tiba, saya selalu mengusahakan untuk bisa berada disampingnya. Melebur segala kerinduan kami, melebur segala kisah manis dan indah, hasil kenangan saya dan ibu pada masa kami masih tinggal bersama.

Dilain pihak, saya pun mengenang seorang teman yang juga seorang ibu. Ia telah pergi setahun yang lalu. Ia yang saya kenal sangat energik, penuh kasih pada anak-anaknya, selalu mencurahkan segala perhatiannya untuk keluarganya. Hingga masa-masa terakhirnya, ia masih bisa habiskan bersama orang-orang yang ia kasihi. Ah, di hari lebaran nanti, pastilah rindu kehadirannya yang hangat akan dirasakan oleh anak-anak juga suaminya. Dan itu hanya bisa dilakukan dengan menyambangi makamnya, menuturkan kerinduan, memberikan doa agar selalu lapang ‘tempat tinggalnya’ sejak setahun yang lalu.

Lalu, saya pun membayangkan banyak sosok anak-anak yang kini berada di panti-panti asuhan. Mata mereka kian basah ketika memasuki akhir ramadhan dan menjelang datangnya Idul Fitri. Dekapan dan ciuman dari ibu yang telah melahirkan mereka, tidak dapat mereka rasakan. Meluapnya kegembiraan sebagian orang dalam menyambut hari kemenangan itu, hanya bisa membuat mereka menerawang, merindukan ibu, yang kedua telapak tangannya tidak dapat mereka cium mesra.

Pada hari-hari terakhir ramadhan ini, banyak hal yang ingin kita tarik ulang. Tetap bisa bertemu pada bulan suci ini, menjadi orang yang istiqomah, bertaqwa dengan selalu berbakti kepada orang tua, terutama pada sosok seorang ibu. Pada setiap akhir ramadhan, banyak hal yang harus bisa kita jadikan hikmah dan pembelajaran, dengan semakin bisa membuat kita menjadi umat yang ikhlas. Ikhlas dalam menjalani hidup, ikhlas menjadi seorang ibu, ikhlas menyayangi ibu, ikhlas dalam mengayomi ibu yang semakin tua, ikhlas pada kepergian sosok ibu jika kelak tiba masanya, juga ikhlas untuk menjadi ibu bagi mereka yang merindukan sosok ini.

Semoga, kita bisa menjadikan akhir-akhir ramadhan ini sebuah prestasi yang kelak akan dapat mengangkat derajat kita di mata Sang Pemilik Kehidupan. Insya Allah.

Ibu,…
Pada akhir-akhir ramadhan
Rindu membuncah akan indahnya bulan ini
ingin selalu khidmat didalamnya
Seperti rindu pada dirimu
Ingin selalu dekat disampingmu

12 a little note:

aku said...

ahhhh teh rien... jadi ikutan merindu yeuh.....

rindu dibarengi sesal. andai dekat, andai bersama seperti tahun2 lalu, berjanji akan lebih sayang, lebih bakti, lebih hormat...
hik.. hik.. hanya bisa ngobrol ditelepon dan berdoa.

Anonymous said...

Bunda, turut berduka cita yaaa. Semoga alm. Ibu di sana merasa tenang,... :)

Tak terasa, Ramadhan hanya tinggal beberapa hari lagi.... Banyak kesibukan tersendiri yang dilakukan untuk datangnya hari kemenangan...

Semoga, dengan berakhirnya Ramadhan tahun ini... kita tetap bisa menjaga nilai2 baik selama Ramadhan kali ini, amin.

Anonymous said...

Ralat yaa Bunda...

Maaf.... :(

Ryuta Ando said...

Insya allah tahun depan bisa bertemu dengan ramadhan lagi, andai Allah mengizinkan.

Rindu akan ramadhan sama rasa rindu dengan bunda nan jauh disana.

Al Fatihah untuk seseorang yang sudah dianggap ibu...

Anonymous said...

Salaam...

Hiks..hiks...sedih banget neh, Anti beruntung sekali ya punya seorang Ibu yang memancarkan surga.

Rofiul Hadi said...

Mudah2an Allah masih megizinkan kita untuk Menikmati Berkah Ramadhan tahun depan.. dan semoga Ramadhan thn ini dapat kita lewati dgn bai..dan mendapat Ridha dari-Nya...amiin

Rey said...

Semoga Allah memberikan kita umur panjang, sehingga bisa bertemu dengan Ramadhan lagi taun depan :D

dan semoga launching bukunya di Jakarta, biar kita bisa ketemu lagi dan ngobrol lebih banyak (hihihi... yg ini komennya gak nyambung yaa) :D

Nia said...

Mbak, jd kangen ama Ibu di Depok niy.. Semoga thn dpn qta msh diberi kesempatan bertemu dgn Ramadhan lagi, amin.

icHaaWe said...

baca postingan kamu ini,kok jd bercucuran air mata begini ...
kangen ibu ... walau hanya bisa bertemu dalam mimpi ... love u mom

Jaloee said...

kalau ngomongin sosok yang satu ini, bagiku ia seorang malaikat, yang selalu menjaga aku hingga sekarang ini.. Ibu ...

Taqobalallahu minna wa minkum..
minal 'aidin wal faidzin...

met menikmati hari kemenangan teh Rien..

Anonymous said...

@ Roro : Insya Allah selalu ada kebaikan utk anak yg berbakti...

@ Iko & Ryu's mom: amiinnn,...sama-2

@ um ibrahim : ibu anti pun pasti sangat beruntung mempunyai anak spt anti :)

@ Iddian-ippen : Amiiinnn...

@ Rey : Amiiinn, doakan yaaa, ntar bisa ngobrol lagi sambil ngopi *teuteubbb*

@ Nia : AMin, ga pulang Ni?

@ ichaawe : bahagianya ibunya anti yang selalu dicintai anaknya yg berbakti spt anti :)

@ jaloee : insya Allah, sama2 nya kang, seueur heureuy wae urang teh ;)

Anonymous said...

Kami mengundang ukhti Rien menjadi juri di http://muhshodiq.wordpress.com/2007/11/19/pemilihan-top-posts-september-oktober-2007/

Sebagaimana juri lain, boleh memilih postingan sendiri, boleh pula postingan orang lain. Terima kasih.