Sunday, May 13, 2007

Kebahagiaan Blogger

Ini blog pribadi! Mau diapakan juga adalah hak priority si pemilik. Duh, semoga tidak menyinggung siapa pun. *Smile*

Benar! Tidak ada satu pun perundang-undangan yang mengatur bahwa blogger harus begini atau harus begitu. Untuk terus up date atau hiatus pun adalah sah-sah saja. Mau dilewati ataupun dikomentari puluhan bahkan ratusan orang pun tidak akan menjadi perkara yang –sekiranya- meresahkan. Demikianlah blog dan pemiliknya berlaku menurut pemikiran saya.

Memasuki dunia blog, bukan tanpa alasan yang tidak jelas. Merasa diri khalifah dan kewajiban menyampaikan kebajikan walo hanya satu ayat, yang menjadi alasan idealis bagi saya. dan inilah satu hal yang tidak bisa dinilai dengan mata uang bahkan komentar yang membumbung. Menulis bagi sebagian orang adalah kegiatan dimana mereka menuangkan segala bentuk aktifitas didalam kehidupannya. Demi memperluas tali silaturahim, mengenalkan dunia mereka, dan lain sebagainya yang mendukung terciptanya sebuah ‘rumah maya’ yang disebut blog. Akhirnya ngarainya bermuara pada blog tidak lepas pada kegiatan penulis dalam menulis.

Salah satu postingan mailing list FLP, yang membuat saya sadar dan seperti inilah yang ingin saya sampaikan “darimana kita mengenal dunia sunyi tulis menulis ini….! Menulis bisa kita asumsikan dengan "kencing" karena kita sudah banyak "minum" artinya menulis adalah kerja lanjutan dari membaca. Orang banyak menulis sudah pasti dia banyak membaca”. Lalu menuilis untuk siapa Tetapi apabila menulis adalah sebuah kegiatan dakwah tentunya akan berbeda pula cara niat dan metode. Apalagi, apabila kegiatan menulis dijadikan seseorang menjadi rangkaian panjang aktivitas revolusi tentunya menulis merupakan kegiatan tanpa pamrih berharap pada uang belaka. Menulis akan menjadi ruh dan nafas dimana dia menyerukan kebenaran yang diyakini, bersifat ideologis dan tidak hanya bersifat trend seperti menulis artikel untuk media massa. Menulis dalam tujuan ini berbeda pula dengan menulis diary. (jazakallah buat akhi sholihin_nur)

Kebahagiaan dari seorang penulis lepas (blogger) adalah ketika adanya penghargaan dijeniskan pada kriteria tertentu dari seorang penulis yang mempunyai banyak buku (terlebih pada buku spiritual), mempunyai misi dan visi disetiap penulisannya, mau bertandang dan mengajak saya untuk belajar lebih banyak. Penulis buku spiritual ini berkenan memberikan komentarnya pada tulisan saya ini, berikut : Penulis yang tidak membodohi pembaca memang seperti “tukang sihir”. Nyaris seperti kapas yang ringan, melesat dan melayang. Subhanallah. Tersanjung. Saya jadi malu dan GeeR

Penulis yang tidak membodohi pembaca, itulah yang ingin saya ungkap. Menulis dan penulis adalah kaitan yang tidak bisa dilepaskan (jelas saja). Tapi penulis suka dikaitkan pada dunia khayalan. Bagi pribadi saya, tidaklah demikian. Menulis adalah ungkapan yang harus keluar seperti nafas, pelan dan pasti. Jujur tentu. Hal yang tetap bisa diajukan sebagai acuan adalah apapun yang kita lakukan adalah ibadah, pasti akan diminta pertanggung-jawabannya kelak. Lalu bagaimana jika apapun yang kita lakukan dalam hal ini adalah menulis diawali hingga dilanjutkan untuk tidak jujur, lalu ‘penulis membodohi pembaca’? siap bertanggung-jawab nantinya?

Saya juga masih seperti anak pitik dalam menulis, masih bau kencur dalam perblog-an (hingga SB diperlukan sebagai jendela, karena ketidak-familiaran blogger tidak seperti w********, atau …net), masih terseok-seok untuk BW (maafff).
Maka mari kita sama-sama belajar, untuk lebih bisa bertanggung-jawab pada apa yang kita lakukan. dan semoga kita bukanlah penulis yang membodohi pembaca.

13 a little note:

Ryuta Ando said...

Abis baca tulisan ini saya jadi klepar kleper sendiri deh. Thank u lagi nih untuk mengingatkan saya agar tidak memberikan postingan yang bisa membodohi pembaca. Good luck ya teh sama kerjaannya !!

salma said...

Tulisan Ibu sangat memperkaya hati, membuka mata dan menjadikan hidup harus lebih baik lagi.
Makasih...

Toko Fiara said...

mudah2an aku juga ga dg sengaja atau tidak sengaja membodohi pembaca.. *membodohi contohnya? hihi..*
kl dikau bau kencur berarti aku??.. bau baby cologne aja ah.. huehehehhe..

Anonymous said...

@ ryu's mom & Salma : terimakasih, sama-2 belajar ya, semoga kita bisa saling mengingatkan

@ neli : membodohi spt menulis hal-2 yg tidak memberikan pencerahan, minimal tidak membodohi adalah memberikan informasi yg berguna dan positif. bukankah tulisan kita untuk dibaca, dan ditarik kesimpulan lalu lahirlah komen?? ;)

Nia said...

Paling seneng klo tulisan yg qta tulis bisa bermanfaat ya mbak utk org lain. Keep writing ya mbaj karena byk hal yg bisa Nia ambil dr tulisan mbak Rien :)

aku said...

Moga2 bisa menulis begitu ya. Dan moga2 dijauhkan dari tulisan tidak bermanfaat.

Kalo saya pribadi nih teh, salut dengan dunia perblogan pada sisi "kemuan menulis". Simplenya, pokoknya nulis deh nuliiis. Jangan diem aja. Nulis apa aja.

Kalo udah nulis, insha allah terbuka cara berfikir. Tulisan pun lambat laun menjadi berkualitas. Walaupun tetap, gaya menulis sih bisa lain2 ya, sesuai karakter dan kemampuan.

Kalo tiap yang nulis "diharuskan" membuat tulisan bermutu, apalagi yang bersifat memberi manfaat buat umat, takutnya malah ga mulai2 nulisnya, hihihi...

Trus menurut saya nih teh,
Penulis blog sama tugasnya dengan komentator. Menulis dan memberi komentar bermanfaat.

Jadi, kalo penulisnya ngebodohin, sapa tau komentator yang ngelurusin, hihih.. seperti blog saya, isinya cuman minta share doang, heheh

Yang jelas sih, kalo baca blognya teh Rien jadi adeeeemmmm :) Makasih ya teh :hugs:.

Nita Fernando said...

Setuju ... idem ma Teh Roro :D *hugs teh Rien erat2*

Klo Nita siy, tujuan utama bikin blog cuman buat sharing kegiatan keluarga, ato celotehan2 nita yg mungkin sangat gag penting ... hehehe, ya mudah2an gag membodohi pembaca lah

Klo emang ada isi blog saya yg kayak nya membodohi, ya mohon dikoreksi ... :)

Teh, gag bisa bw sering2 ... tp ceting donk teh :)

Anonymous said...

thanks

sangat inspiratif
@Roro : waduh, jangan asal nulis dong... kalo ga sengaja nulis aib keluarga gimana?

Lita Uditomo said...

Rien, tulisannya bagus banget...makasih ya sdh diingetin.

Kalau aku mmg bener msh anak pitik dalam menulis, Rien, kadang suka khawatir kl tulisanku 'membodohi pembaca' atau malah berbau 'narsisme' :(

Anonymous said...

@ nia : sama-2, seneng klu tulisan saya bisa diambil hikmahnya:)

@ roro : demen liat commentna neng roro, cerdas! subhanallah, tulisan yg tidak membodohi pada dasarnya keluar dari hati yg bersih, jd bukan untuk ingin dipuji dll, klu pun ada, itu bonus! hugs paling erat:)

@ nita fernando : insya Allah akan dikoreksi klu ada yg membodohi :), hugs paling erat juga

@ tukang ketik : tks mas!

@ lita uditomo : makasih mbak, segala puji hanya milik Allah, narsisme klu ternyata utk penyemangat dan pembangun mgkn sah saja, asal tidak berlebihan :)

Anonymous said...

Aduuhhh, jadi kepikiran... bisa jadi tulisan2 yg Iko buat jadi buat org merasa bodoh membacanya.... dduuhhh, mesti banyak belajar lg... gmn membuat tulisan yg menarik, dan sepintar.... :D

little-star said...

Kebahagianku bisa menulis...

Abdul Hadi Kadarusno, SKM, MPH said...

Aslm. W.W
Salam kenal Mbak, menarik juga posting ini. Oya, saya juga punya cerita ttg kebahagiaan-seorang-blogger. It's Originally me! Kunjungi ya di sini http://alhiko.blogspot.com/
Ditunggu juga komentnya... WasSalam...