Wednesday, April 01, 2009

Peluncuran Buku Bersama; Behind the Scene

Akhirnya, launching novel Vita, Desau Angin Maastricht juga relaunching buku antologi FLP Sengata, Sangatta, Sangat Banyak Cerita, sukses digelar hari minggu 29 Maret 2009, di hotel mesfa mulia, Sengata.

Jujur, kami sempat terkena phobia akan beberapa masalah yang terjadi pada peluncuran pertama di gedung SD 3 YPPSB. Makanya event organizer Arif (Kadiv Humas) diberdayakan, mengingat beberapa orang pengurus cukup sibuk karena dibetot oleh kegiatan yang menggunung selain acara ini. Tapi, phobia tetaplah phobia. Kalau di lain pribadi, phobia biasanya disikapi dengan menarik diri, enggan melakukan sesuatu, atau malah membuat respon yang kurang baik, alhamdulillah itu tidak terjadi pada pengurus FLP Sengata. Bukankah semua ada masanya? Jadi lebih baik bersikap agresif untuk mensukseskan acara ini, ketimbang diam dalam kephobiaan.

Bicara soal phobia, ada yang menggelitik ketika acara ini dilaksanakan. Peserta yang hampir memenuhi ruangan yang berkapasitas 100 orang itu, masih ada yang meningkahinya dengan pertanyaan yang cukup membuat kami, pembicara merasa memang inilah keunikan Sengata ketika menggelar moment seperti ini. Saya, DH Devita, Narima (anggota juga salah penulis antologi FLP Sengata), juga bu Ani Jayadi (KepSek SD 3 YPPSB), patutnya bersyukur, karena hal-hal seperti ini memang jarang terjadi atau kami temui jika menjadi pembicara di tempat lain, selain Sengata. Diantara peserta, ada saja yang bertanya mengapa desau dijadikan judul, atau mengapa tidak menuliskan kehidupan pribadi dalam novel, atau…mengapa ada tulisan berbau takhyul dalam buku antologi FLP Sengata.

Untuk pertanyaan mengapa ada bau takhyul dalam buku antologi FLP Sengata, sebenarnya telah kami pantau dari terbitnya buku antologi secara independent. Waktu itu saya berpikir, lebih baik membiarkan pemikiran tersebut terlibat langsung dalam FLP sendiri. Karena saya yakin, ketika telah terlibat, pikiran tersebut pelan-pelan akan tersaput bersama kedekatannya bersama kami, baik dalam pelatihan maupun interaksi dalam kepengurusan. Bahkan seorang teman yang disentil telah menuliskan artikel takhyul itu, mengatakan ia tak merasa ini cercaan. Ia menanggapi dengan santai, bahwa seorang yang pandai, perlu belajar mencerna dan membutuhkan jiwa yang bersih, serta pikiran yang distel sedemikian rupa agar bisa cepat tanggap dalam menerima hal apapun.

Jika bicara proses, buku antologi ini sempat membuat saya terengah-engah, berlari terus mengejar deadline waktu pelantikan juga peluncuran, yang sempat mundur hingga beberapa bulan. Saat memutuskan indie pun, para pengurus pun tahu inilah konsekuensinya. Ada beberapa artikel yang harus dirombak, walau tidak secara keseluruhan. Otomatis ini memerlukan dasar pemikiran si penulis, mau kemana artikelnya akan dibawa, atau ending seperti apa yang diharapakan. Satu penulis pun bisa memberikan hingga 6 artikel, yang dalam perjalanannya harus disingkirkan hanya menjadi 3 artikel, karena lagi-lagi butuh waktu untuk sekedar mengeditnya.

Buku antologi ini berisi cinta, itu saja. Pertama kali memandangnya, saya yakin semua penulisnya merasakan betapa perasaan diaduk-aduk, karena bahagia. Hasil kerja keras kami selama 3 bulan, bisa terwujud walau sederhana. Bahkan kami pun tetap tersenyum, jika masih saja ada orang merasa tidak memilikinya, hingga menghamburkan kalimat, yang mungkin saja membuat diantara kami merasa terlukai.

Tapi, biarlah saja. Setiap aksi pastilah ada reaksi. Dan biarkan saja reaksi kami bisa tetap santun. Bisa tetap menghormati siapa saja yang ingin mengeluarkan pendapatnya. Toh, kami memang merasa, masih banyak kekurangan dalam penggarapan buku antologi tersebut. Sebagai pecinta dunia tulis dan baca, kami merasa harus tetap berdiri, mencoba memperbaiki, agar kedepannya, kami tetap tersenyum penuh maaf.



Selamat untuk terbitnya Novel, Vita. Dan untuk penulis-penulis buku antologi FLP Sengata. Jalan kita masih panjang dan penuh hal yang menakjubkan.

1 a little note:

dins said...

Link sudah saya add mas, mohon di linkback blog saya. Salam blogger, terimakasih.